Revolusi Cina disebut juga dengan Revolusi 1911 atau Revolusi 1911. Revolusi yang terjadi pada 10 Oktober 1911 merupakan peristiwa bersejarah yang sangat penting bagi Cina. Kepala Negara ini diperintah oleh berbagai dinasti. Kepala pemerintahan disebut Kaisar. Dinasti terakhir yang berkuasa di Cina yaitu Dinasti Manchu yang juga disebut sebagai Dinasti Cing yang berasal dari Manchuria. Nasionalisme Cina muncul karena Dinasti MAnchu dianggap sebagai diansi asing dan bukan keturunan asli Cina.
Sementara itu, negara-negara Barat mencari cara untuk bisa memasuki Cina. Hal itu disebabkan selama berabad-abad Cina merupakan negeri yang tertutup bagi bangsa asing yang dianggap lebih rendah peradabannya .Kekecewaan terhadap Dinasti Manchu semakin memuncak setelah bangsa Inggris berhasil mengalahkan Cina dalam Perang Candu pada tahun 1842.
Kaisar dinilai lema dan tidak bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Cina akbiat penjajahan bangsa Barat. Revolusi Cina tidak terlepas dari latar belakang terjadinya revolusi dan peristiwa-peristiwa penting, diantaranya : Perang Candu (1839-1842), Pemberontakan T’ai P’ing (1850-1854), dan Pemberontakan Boxer yang dipimpin oleh Ratu Tsesy dan Yuan Shih Kay, dan bangkitnya Nasionalisme Cina yang dipimpin oleh Han Siu Chian.
Latar Belakang Revolusi Cina
Ketidakmampuan Dinasti Ching dalam menangani berbagai peristiwa-peristiwa seperti pemberontakan Boxer, Perang Cina-Jepang pertama, dan Perang Rusia-Jepang di Manchuria tahun 1904 membuat upaya-upaya gerakan Revolusi Cina menemukan momentumnya.Berikut ini Latar Belakang atau sebab-sebab terjadinya Revolusi Cina :
- Pemerintahan Manchu dianggap sebagai pemerintahan yang kolot
- Kekalahan Cina dalam Perang Cina melawan Jepang
- Adanya korupsi dan pemborosan yang merajalela, terutama di kalangan Istana Manchu
- Munculnya kaum intelektual Cina. Mereka telah mengenal paham paham Barat,seperti liberalisme, nasionalisme,dan demokrasi. Dari kaum intelektual inilah kemudian muncul cita-cita untuk menggulingkan pemerintahan Manchu
- Lenyapnya kepercayaan rakyat Cina terhadap Dinasi Manchu.Dinasti Manchu pernah menghantarkan kepada kejayaan Cina. Namun setelah kedua kaisar besarnya meninggal, kejayaan CIna semakin menurun dan kemakmuran rakyat Cina juga merosot
Pemberontakan demi pemberontakan berhasil ditumpas oleh Dinasti Manchu. Namun, kondisi dinasti makin melemah. Kekalahan demi kekalahan yang dialami Dinasti Ching di beberapa kali peperangan bukan hanya memalukan rakyat Cina, tetapi juga melemahkan pemerintahan Dinasti Ching.
Akibat kekalahan dalam Perang Candu II (1856-1860) Dinasti Ching harus menandatangani Perjanjian Tianjin dan harus membayar kerugian perang sebesar 2 juta tael kepada Inggris dan Perancis. Selain itu juga harus membayar 3 juta tael untuk kerugian pedagang Inggris. Ganti rugi terbesar diwajibkan Perjanjian Shimonoseki seletah kekalahan Dinasti Ching dalam perang Cina-Jepang (1894-1895) yaitu sebesar 340 juta tael atau sama dengan 13,600 ton batangan perak.
Demikian artikel mengenai Latar Belakang Revolusi Cina. Anda dapat membagikan artikel ini jika dirasa bermanfaat. Anda juga bisa berkomentar jika dirasa ada yang kurang jelas. Semoga bermanfaat untuk para pembaca dan Salam Literasi!