Surat Luqman adalah surah yang turun sebelum Nabi Muhammad saw. berhijrah ke Madinah. Semua ayat-ayatnya Makiyah. Demikian pendapat mayoritas ulama, dinamakan surat ini dengan Luqman dikarenakan surat itu mengandung berbagai wasiat dan nasehat yang disampaikan Luqman kepada anaknya. Luqman yang disebut oleh surah ini adalah seorang tokoh yang diperselisihkan identitasnya.
Orang Arab mengenal dua tokoh yang bernama Luqman. Pertama, Luqman Ibn A’d. Tokoh ini mereka agungkan karena wibawa, kepemimpinan, ilmu, keafsihan dan kepandaiannya. Ia sering kali dijadikan sebagai pemisalan dan perumpamaan. Tokoh kedua dalah Luqman al-Hakim yang terkenal dengan kata-kata bijak dan perumpamaan-perumpamaannya. Sepertinya dialah yang dimaksud oleh surat ini.
Diriwayatkan bahwa Suwayd ibn ash-Shamit suatu ketika datang ke Mekah. Ia adalah seorang yang cukup terhormat di kalangan masyarakatnya. Lalu Rasulullah saw. mengajaknya untuk memeluk agama Islam. Suwayd berkata kepada Rasulullah saw., “Mungkin apa yang ada padamu itu sama dengan apa yang ada padaku” Rasulullah saw. Bersabda, ‘Apa yang ada padamu?” Ia menjawab, “Kumpulan Hikmah Luqman”. Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh perkataan yang amat baik! tetapi apa yang ada padaku lebih baik dari itu. Itulah Al-Quran yang diturunkan Allah swt. kepadaku untuk menjadi petunjuk dan cahaya”. Rasulullah saw. kemudian membacakan al-Quran kepadanya dan mengajaknya memeluk Islam.
Dalam ayat ini, Luqman memulai nasihatnya dengan menekankan perlunya menghindari syirik/mempersekutukan Allah swt.. Larangan ini sekaligus mengandung pengajaran tentang wujud dan keesaan Allah Swt.
Pesannya merupakan larangan jangan mempersekutukan Allah Swt. untuk menekankan perlunya meninggalkan sesuatu yang buruk sebelum melaksanakan yang baik.
Tafsir atau Penjelasan Ayat 13-14
Dalam ayat di atas Allah swt. menginformasikan tentang wasiat Luqman kepada anaknya. Wasiat pertama adalah agar menyembah Allah swt. Yang Maha Esa tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Luqman memperingatkan bahwa tindakan syirik adalah bentuk kezaliman terbesar.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah, dia berkata, ketika turun ayat: “orang-orang yang beriman dan tidak mencampurkan keimanan mereka dengan kezaliman’, hal itu terasa amat berat bagi para sahabat Rasulullah saw. dan bertanya: ‘siapakah di antara kami yang tidak mencampur keimanannya dengan kezaliman?’, Rasulullah saw. menjawab: ‘maksudnya bukan begitu, apakah kalian tidak mendengar perkataan Luqman: ‘Hai anakku janganlah kamu menyekutukan Allah Swt., sesungguhnya syirik itu merupakan kezaliman yang besar”. (HR. Muslim).
Kemudian, nasihat untuk menyembah Allah Swt. dibarengkan dengan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua, ‘dan kami wasiatkan kepada manusia supaya merka berbuat baik kepada kedua orang tua, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah”. Firman-Nya, “dan menyapihnya selama dua tahun”, itu mendidik dan menyusuinya. Pada ayat yang lain Allah Swt. berfirman, “dan para ibu menyusui anaknya selama dua tahun. Allah Swt. menyebut-nyebut penderitaan, kepayahan, dan kerepotan ibu dalam mendidik anak siang dan malam, untuk mengingatkannya tentang ihsan kebaikan dan ketulusan) seorang ibu kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, Allah Swt. berfirman,” bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu …”