Pengaruh Kepercayaan Kehidupan Manusia Praaksara dengan Kehidupan Masa Kini
Tak sedikit masyarakat Indonesia di masa kini yang masih memegang tradisi kepercayaan di masa lalu.Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Nias,misalnya,masih ditemukan aktivitas yang berhubungna dengan tradisi megalitik.Arca-arca batu berusia ratusan tahun banyak dijumpai di halaman-halaman rumah penduduk.Di hampir setiap kampung,terutama kampung-kampung tua,selalu ada arca yang menggambarkan cikal bakal nenek moyang mereka.Patung-patung yang merupakan simbol nenek moyang itu masih dipuja.
Arca menhir didirikan di halaman depan rumah.Semakin dekat arca menhir yang didirikan mendekati sosok manusia,maka status sang pemilik akan dianggap telah mendekati sifat kedewaan.Tokoh itu untuk selanjutnya dianggap sebagai pelindung masyarakat.Dengan demikian,pendirian objek-objek megalitik tak hanya dimaksudkan sebagai media penghubung antara si hidup dan si mati,tetapi juga berkaitan dengan derajat sosial seseorang.

Daerah lain yang masih memiliki tradisi megalitik yang kuat yaitu Tana Toraja (Sulawesi Selatan).Orang Toraja menyebut diri mereka to raya,yang artinya orang besar turunan raja.Kata Toraja juga berasal dari kata to riaja,yang berarti orang dari dataran tinggi.Banyaknya peninggalan tradisi megalitik tersebar di Tana Toraja,seperti menhir,wadah kubur kayu,dan liang (tempat penguburan).Bangunan megalitik yang tersisa banyak berupa menhir yangoleh penduduk setempat disebut simbuang.
Keunikan peninggalan megalitik Tana Toraja terletak pada cara dan tempat penguburan berupa tebing yang di lubang dan wadah kubur kayunya yang disebut erong.Sedangkan tempat-tempat penguburan di tebing-tebing disebut dengan liang.Semuanya tersebar hampir di seluruh wilayah Tana Toraja.Kelanjutan tradisi megalitik juga masih banyak ditemukan di tempat lain.
Di Jawa yang telah banyak mendapat pengaruh budaya dari luar,agak sulit ditemukan tradisi-tradisi dari Zaman Megalitik.Namun,terkadang tradisi Megalitik nampak berperan dalam beberapa aspek kehidupan,misalnya kepercayaan terhadap cikal bakal desa atau upacara penanaman kepala kerbau pada acara tertentu.Penanaman kepala kerbau dianggap sebagai bagian dari keinginan masyarakat untuk mendapatkan kemanan,kemakmuran,kebahagiaan,dan kesejahteraan dari Tuhan.