Perjalanan Belanda ke Indonesia


Perjalanan Bangsa Belanda ke Indonesia – Pada bulan April 1595, Cornelis de Houtman dan de Keyzer memimpin pelayaran menuju Nusantara dengan 4 buah kapal. Pelayaran tersebut menggunakan rute Belanda-Pantai Barat Afrika-Tanjung Harapan-Samudra Hindia-Selat Sunda-Banten.

Selama dalam pelayaran, mereka selalu berusaha menjauhi jalan pelayaran Portugis sehingga pelayarannya tidak singgah di India dan Malaka yang sudah diduduki Portugis. Pada bulan Juni 1596, pelayaran Cornelis de Houtman tiba di Banten.

Pada mulanya, kedatangan Belanda mendapat sambutan baik dari masyarakat Banten. Kedatangan Belanda diharapkan dapat memajukan perdagangnan dan dapat membantu usaha Banten menyerang Palembang. Akan tetapi, kemudian timbul ketegangan antara masyarakat Banten dengan Cornelis de Houtman.


Hal itu disebabkan karena sikap Cornelis de Houtman yang hanya mau membeli rempah-remppah jika musim panen tiba. Akibatnya, ia kemudian diusir dari Banten dengan membawa sedikit rempah-rempah. 

Walaupun demikian, de Houtman disambut dengan gembira oleh masyarakat Belanda. Karena ia dianggap sebagai pelopor pelayaran menemukan jalan laut ke Indonesia.

Pada tanggal 28 November 1598, rombongan baru tiba di Belanda dipimpin oleh Jacob van Neck dan Wybrecht van Waerwyck dengan 8 kapal tiba di Banten lagi. Pada saat itu, hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan Belanda diterima dengan baik. 


Karena sikap van Neck amat sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para pembesar Banten, tiga buah kapalnya penu dengan muatan dan berhasil dikirm ke negeri Belanda. Lima kapal lainnya menuju ke Maluku.

Di Maluku, Belanda juga diterima dengan baik oleh rakyat Maluku karena dianggap sebagai musuh Portugis yang juga sedang bermusuhan dengan rakyat Maluku.

Share