Sejarah PPPKI

Pembentukan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) – Di kalangan pemimpin pergerakan nasional muncul gagasan untuk membentuk gabungan fusi dari partai-partai politik yang ada. Tujuannya untuk memperkuat dan mempersatukan tindakan-tindakan dalam menghadapi pemerintah kolonial. Usaha itu dirintis oleh Sarekat Islam, Muhamadiyah, Jong Islamiten Bond, Pasundan, Persatuan Minahasa, Sarekat Ambon, dan Sarekat Madura. Pada bulan September 1926 berhasil dibentuk Komite Persatuan Indonesia. Akan tetapi, usaha tersebut tidak berhasil dengan baik sehingga tidak satu pun organisasi gabungan fusi yang dihasilkan.

Kegagalan membentuk fusi tidak mengendorkan semangat partai-partai politik untuk bersatu. Setahun kemudian, upaya itu dilakukan lagi. Kali nii diprakarsai oleh PNI. Upaya PNI itu ternyata membawa hasil. Pada tanggal 17-18 Desember 1927 didadakan sidang di bandung yang dihadiri oleh wakil-wakil dari PNI, Algemeene Studieclun, PSI(Partai Sarekat Islam), Pasundan, Budi Oetomo, Sarekat Sumatra, Kaum Betawi, dan Indinesische Studieclub. Sidang tersebut memutuskan untuk membentuk Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) dengan tujuan sebagai berikut.

  • menghindarkan perselisihan antara sesama anggotanya yang hanyabisa melemahkan aksi kebangsaan
  • menyamakan arah aksi kebangsaan dan memperkuatnya dengan cara memperbaiki organisasi dan dengan bekerja sama antara anggota-anggotanya

Sebagai suatu alat organisasi yang tetap dari federasi itu, dibentuklah dewan pertimbangan yang terdiri atas seorang ketua, sekretaris, bendahara ,dan wakil partai-partai yang bergabung. Pengurus harianya dipegang oleh dr.Soetomo dari Studieclub sebagai Ketua Majelis Pertmbangan dan Ir.Anwari dari PNI sebagai sekretaris.


Ide persatuan yang diwujudkan dalam bentuk PPPKI sejak awal adalah mengandung benih-benih kelemahan dan keretakan. Hal itu disebabkan adanya perbedaan gaya perjuangan antara organisasi yang tergabung dalam PPPKI sehingga lambat laun menciptakan kesenjangan. Perjuangan PNI yang bersifat agitatif semakin memperuncing pertentangan dengan penguasa kolonial sehingga menciptakan ketegangan ang mengarah pada konfrontasi. Sementara itu, golongan Soetomo lebih memusatkan perhatian pada masalah-masalah sosial ekonomi, khususnya pada perbaikan nasib kaum buruh.

Keretakan itu semakin meluas menjadi pertentangan antara golongan nasionalis dan Islam, serta golongan radikal-nonkooperatif dan golongan moderat-kooperatif. Pada akhir tahun 1931, PSSI (Partai Sarekat Islam Indonesia) keluar dair PPPKI. Kelaurnya PSII menjadikan PPPKI melemah.

Soekarno dan M.H Thamrin pada tahun 1932 pernah berupaya memulihkan keadaan di PPPKI, tetpai tidak berhasil juga.PNI baru tidak bersedia duduk dalam kepengurusan PPPKI, bahkan Moh.Hatta mengatakan bahwa fusi semacam itu tidak akan menghasilkan persatuan, tetapi “persatean”. 

Demikian artikel mengenai Sejarah PPPKI. Anda dapat membagikan artikel ini jika dirasa bermanfaat. Anda juga bisa berkomentar jika dirasa ada yang kurang jelas. Semoga bermanfaat untuk para pembaca dan Salam Literasi!
Share