Teori terjadinya jagat raya


Teori terjadinya jagat raya – Menurut teori ledakan dahsyat (big bang) alam semesta berasal dari ledakan benda sangat padat yang sangat panas dan terus mengembang sampai sekarang.

Ledakan dahsyat atau Big Bang merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan terbentuknya alam semesta. Pada awalnya alam semesta berasal dari benda padat yang sangat panas, kemudian terjadi proses “big bang”, mengembang secara terus menerus hingga sekarang. Ledakan besar tersebut terjadi sekitar 13,7 miliar tahun lalu. Bukti yang memperkuat teori ini adalah alam semesta hingga saat ini terus mengembang seperti balon yang ditiup.

Vesto Sliper (1929) menemukan bahwa garis spektrum Galaxy makin jauh bergeser ke arah merah. Alam Guth (1980) dengan menggunakan teleskop Huble berhasil menghitung pergeseran spektrum Galaxy yang berwarna merah dnegna kecepatan menjauhnya. Arno Penzias dan Robert Wilson (1965) menemukan sisa dentuman besar yang disebur radiasi latar belakang kosmik, penelitian Penzias diperkuat oleh Penemuan George Smoot (1989). Hal ini berarti teori Big Bang telah diuji kebenrannya secara ilmiah, serta memberikan penjelas sangat akurat dan komprehensif.

Georges Lemaitre adalah orang yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta yang disebutnya dengna “hipotesis atom purba”. Teori ini didasarkan pada teori relativitas umum Albert Einstein dan beberapa asumsi-asmsi sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang. Edwin Hubble (1929) menemukan bahwa jarak bumi dengna galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya. Hasil pengamatan ini mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang secara langsung menjauhi titik pandang kita, artinya semakin jauh, semakin cepat kecepepatan tampaknya.

Saat ini jarak antar galaksi semakin jauh. Hal ini berarti pada masa lalu galaksi-galaksi itu lebih dekat dan semakin dekat, sehingga pada awalnya adalah menyatu, padat, dan sangat panas. Isitlah Big Bang pertama kali dikemukakan oleh Dred Hoyle pada tahun 1949. Setelah ditemukannya radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis pada tahun 1964, kebanyakan ilmuwan mulai menerima bahwa teori ledakan dahsyat benar-benar pernah terjadi.

Share