Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi beserta Penjelasan dan Contoh

Unsur Intrinsik Ekstrinsik Puisi


Puisi memang tidak asing lagi untuk kita, terutama siswa-siswa di sekolah. Saat pelajaran bahasa Indonesia, sering keluar mengenai puisi ini. Sebenarnya apa itu puisi ? Apa unsur intrinsik dan ekstrinsik dari puisi ? dan contohnya seperti apa ? 

Disini masrafli.com akan membahasnya, diawali dengan pengertian dari puisi itu sendiri. Lalu membahas unsur-unsur yang ada di dalamnya (intrinsik dan ekstrinsik).

Baca Juga : Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen dan Novel

Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan (Sitomorang, 1980:10).

Jadi, puisi adalah ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa yang mempergunakan setiap rencana yang matang serta bermanfaat.

Unsur Intrinsik Puisi

1. Tema Puisi
Tema adalah inti yang menjiwai puisi tersebut atau suatu pokok yang ingin disampaikan oleh penyair. Perhatikan kutipan puisi karya Armijn Pane berikut.

Kembang Setengah Jalan
Mejaku hendak dihiasi,
Kembang jauh dari gunung,
Kau petik sekarangan kembang, 
Jauh jalan panas hari,
Bunga layu setengah jalan

Setelah mencermati puisi diatas dengan baik, dapat disimpulkan bahwa temanya adalah sesuau yang tak sampai (seperti kasih tak sampai atau cinta bertepuk sebelah tangan atau bahasa anak sekarang di PHP)

2. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penyair kepada pembacanya. Perhatikan kutipan pusii karya Waluyati berikut.

Siapa?
Tersebar engkau, kaum sengsara
Duduk meratap diseluruh kota
Dan suara tangisku membumbung, memilukan hati
Berdasarkan puisi diatas, kita dapat menangkap pesan penyair bahwa sebaiknya kita mengaisihi/peduli kaum duafa (orang-orang miskin).

3. Diksi 
Diksi adalah pilihan kata yang diberdayakan oleh penyair dengan secermat dan seteliti mungkin. Perhatikan kutipan puisi karya Chairil Anwar berikut.

Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh

Bait mengingat Kau penuh seluruh adalah diksi yang sangat tepat untuk menggambarkan kekhidmatan dalam berdoa (mengingat Tuhan).

4. Pencitraan
Pilihan kata yang digunakan oleh penyair dapat menggugah daya imaji kita sehingga kita melihat, mendengarkan, dan merasakan secara fantasi (imaji). Perhatikan kutipan puisi karya Amir Hamzah berikut.

Berdiri Aku
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Menjulang datang ubur berkembang

Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengepas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas

Imajinasi kita sungguh tergugah oleh puisi di atas. Kita seakan-akan bisa menyaksikan sendiri bagaimana embusan angin menerpa tubuh kita dan suasana laut pada waktu senja.

5. Rima/Bunyi
Rima adalah persamaan bunyi yang memicu keindahan saat suatu puisi dibaca.

6. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara yang digunakan penyair untuk membangkitkan dan menciptakan imaji pembaca dengan menggunakan majas. Adapun macam-macam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks

Unsur Ekstrinsik Puisi

1. Nilai Sosial
Nilai sosial adalah hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, seperti gotong-royong, musyawarah, saling menolong, dan bersilaturahmi.

2. Nilai Budaya
Nilai budaya adalah hal-hal yang dianggap baik oleh suatu masyarakat atau bangsa yang kemudian membatasi dan memberikan karakteristik pada suatu masyarakat atau bangsa tersebut.

3. Nilai Keagamaan
Nilai agaman adalah hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan, syariah, aturan-aturan, dan hukum Allah.

4. Nilai Estetika
Nilai estetika adalah nilai keindahan yang melekat atau terkandung dalam puisi. Nilai keindahan ini dapat dilihat dari bentuk diksi, rima, dan gaya bahasanya.

5. Nilai Moral
Nilai moral adalah hal-hal yang berkaitan dengan budi pekerti dan kesusilaan. Nilai moral juga berhubungan dengan nilai agama. Agama mengajarkan manusia berperilaku baik dalam kehidupan. Nilai-nilai kehidupan yang baik menurut agama berarti termasuk nilai-nilai moral.

Demikianlah artikel mengenai Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi beserta Penjelasan dan Contoh. Semoga bermanfaat dan Terimakasih.
Share